|align="center"|[[Syafruddin Prawiranegara]]<br><small>''(KetuaPunong [[Pemerintahan Darurat Republik Indonesia|PDRIPamahalaan ng Republika ng Indonesya]])''</small><ref>[[Pemerintahan Darurat Republik Indonesia|PDRI]] dibentuk setelah ibukota [[Yogyakarta]] jatuh ke tangan [[Belanda]] akibat [[Agresi Militer Belanda II|agresi militer]]. Pembentukan PDRI sendiri sebenarnya memang diamanatkan dalam telegram yang dikirimkan oleh Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta kepada Syafruddin, walaupun telegram itu tidak pernah sampai ke tangannya.</ref>
|align="center" colspan="2"|[[Sukarno]]<br><small>''(Presiden [[Republik Indonesia Serikat|RISPangulong Unyon Republika ng Indonesya]])''</small><ref name=RIS>Berdasarkan hasil [[Konferensi Meja Bundar]], Indonesia menjadi [[Republik Indonesia Serikat]] (RIS) di mana Republik Indonesia merupakan salah satu negara bagiannya. Karena Soekarno dan Hatta diangkat menjadi Presiden dan Perdana Menteri RIS, maka Assaat diangkat sebagai "Pemangku Sementara Jabatan Presiden Republik Indonesia". Jabatan ini berakhir ketika RIS kembali ke bentuk negara kesatuan (Republik Indonesia).</ref>
|align="center"|[[Assaat]]{{br}}<small>''(PemangkuHabang Parokyano Sementara<br>JabatanPresidenKataga Pangulong Republika ng RIIndonesya)''</small><ref name=RIS />